Rabu, 16 Juli 2008

Anomali Italia di Piala Eropa 2008

Italia hadir di piala Eropa 2008 dengan status nomor wahid di koefisien versi UEFA. Hal ini masuk akal karena Italia adalah juara piala dunia 2006 dan dalam babak penyisihan piala eropa 2008 tampil sebagai juara grup.

Rasa optimis Squadra Azzurri membumbung tinggi. Berkali-kali ketika diwawancarai para anggota tim Italia yakin bahwa tim mereka akan mampu merebut gelar kampiun Eropa. Walaupun mereka tergabung dalam grup neraka yang diisi oleh Perancis, Belanda dan Rumania; hal itu tidak menciutkan semangat mereka bahwa mereka sanggup meraih gelar juara.

Tapi tidak demikian dengan sebagian kalangan pengamat sepakbola Italia. Dalam sejarah persepakbolaan Itali, timnas Itali akan tampil sebagai juara justru ketika mereka dihadang dengan mega skandal yang menimpa dunia sepakbola mereka. Masih segar dalam ingatan ketika mereka mampu merebut juara dunia 1982 dan 2006, mereka justru tengah dibayangii dengan skandal suap yang menimpa Lega Calcio yang berbuntut terdegradasinya beberapa klub besar Italia. Pesimisme itu dapat dipahami ketika Italia meluncur dengan mulus ke piala Eropa tanpa adanya skandal yang menghantui mereka.

Pesimisme itu semakin menguat ketika menjelang kejuaraan, bek sekaligus kaptem tim Fabio Cannavaro mengalami cedera serius sehingga tidak dapat tampil dalam perhelatan akbar ini. Hasil leg pertama ketika mereka ditekuk Belanda tiga gol tanpa balas dan kegagalan mengalahkan Rumania (skor 1-1) semakin mentahbiskan rasa pesimis itu. Beruntung pada partai terakhir penyisihan grup mereka sanggup menggulung Perancis dengan skor 2-0 melalui pinalti Andrea Pirlo dan tendangan bebas Danielle De Rossi sehingga dapat menemani Belanda lolos ke perempat final. Lawan yang menunggu mereka di babak perempat final adalah Spanyol.

Rasa pesimis itupun sontak berubah menjadi rasa optimis yang luar biasa. Betapa tidak, Spanyol adalah lawan yang belum pernah bisa mengalahkan Italia dalam suatu kejuaraan resmi. Kehilangan dua pemain tengah mereka yaitu deep playmaker Andrea Pirlo dan breaker Gennaro Gattuso akibat akumulasi kartu kuning tidak mengecilkan semangat optimisme tersebut. Fakta bahwa Spanyol tampil luar biasa dalam babak penyisihan grup dengan mengalahkan semua lawan-lawannyapun dianggap sebagai angin lalu.

Jalannya pertandinganpun mencerminkan apa yang Italia inginkan. Seperti biasa, Spanyol yang bertipe menyerang lebih menguasai pertandingan. Italia menerapkan pertahanan dengan system zona bukan man-to-man marking, sesekali melancarkan serangan balik lewat sayap dengan target man ada pada diri Luca Toni. Cara Italia bertahan ini terbukti ampuh meredam dua striker Spanyol, Fernando Torres dan David Villa yang di babak penyisihan tampil gemilang. Tidaklah mengherankan, pertandingan yang secara keseluruhan sesungguhnya membosankan ini berakhir dengan skor kacamata dan harus diakhiri dengan adu pinalti. Menurut saya inipun sudah masuk dalam perhitungan Donandoni, pelatih Italia. Dengan pemain-pemain yang sudah matang dan bermental juara maka di atas kertas Italia akan mampu mengalahkan Spanyol dalam adu pinalti ini.

Tapi, Donadoni lupa pada satu hal yaitu mengenai Buffon penjaga gawang Italia. Buffon adalah salah satu penjaga gawang terbaik dunia dan dalam 120 menit melawan Spanyol juga bermain sangat baik, akan tetapi dia mempunyai kelemahan dalam tendangan pinalti. Selama musim kompetisi lega Calcio 2007-2008 diapun sering gagal menghadang tendangan pinalti walaupun sang penendang adalah bukan seorang pemain yang terkenal. Dan kelemahan inipun mencuat dalam adu pinalti melawan Spanyol ini, empat dari lima tendangan pinalti Spanyol yang masuk semuanya didapat dengan cara mengelabui Buffon. Sementara itu Casillas, kiper Spanyol tampil gemilang dengan memblok dua tendangan pinalti Italia. Walhasil Spanyol lolos dengan agregat 4-2.

Yah, begitulah nasib Italia di Euro 2008 ini. Sekarang mereka akan berkonsentrasi untuk menghadapi babak penyisihan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Marcello Lippi, pelatih yang mengantarkan mereka juara dunia di Piala Dunia 2006 Jerman akan menangani timnas Italia lagi setelah menggantikan Donadoni.

Tidak ada komentar: